Find in Library
Search millions of books, articles, and more
Indexed Open Access Databases
A new alternative indicator for chronic energy deficiency in women of childbearing age in Indonesia
oleh: Ummi Kalsum, Bambang Sutrisna, Ratna Djuwita, Endang L Achadi, Abas Basuni Jahari
Format: | Article |
---|---|
Diterbitkan: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2015-01-01 |
Deskripsi
<p><strong><em>Abstrak</em></strong></p><p><em><strong> </strong>Latar belakang: Indikator untuk penilaian status gizi pada wanita usia subur (WUS) khususnya untuk mendeteksi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) masih terbatas. Saat ini digunakan lingkar lengan atas (LiLA) sebagai alat skrining KEK dan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk penilaian status KEK, namun mempunyai beberapa keterbatasan. Tulisan ini bertujuan mengembangkan indikator baru penilaian risiko KEK pada WUS di Indonesia.</em></p><p><em>Metode: Disain studi adalah cross sectional. Analisis memakai sebagian data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 pada WUS (18-49 tahun) di Kota Makassar dan Kabupaten Tana Toraja Provinsi <br />Sulawesi Selatan sebanyak 1009 orang. Analisis ROC dipergunakan untuk mendapatkan formula rasio lingkar lengan atas - LiLA terhadap panjang lengan atas-PLA (LiLA/√PLA) dan titik potong optimal dengan IMT < 18,5 sebagai standar baku. </em></p><p><em>Hasil: Hasil studi menemukan formula yang optimal adalah rasio LiLA/√PLA dengan titik potong < 4,25 untuk mendeteksi KEK pada WUS, lebih baik validitasnya (Sn = 80%; Sp=84%) dibandingkan validitas LiLA < 23,5 cm (Sn = 76%; Sp=87,2%) menggunakan baku emas Indeks Massa Tubuh < 18,5. Prevalensi KEK pada WUS 9,9% (IMT< 18,5); 22,4 % menurut Rasio LiLA/√PLA < 4,25. Korelasi antara LiLA-Berat badan r = 0,82; PLA-tinggi badan r = 0,45; LiLA-IMT r = 0,82 dan rasio LiLA/√PLA-IMT r = 0,80 (P = 0,000).<br /></em></p><p><em>Kesimpulan: Rasio LiLA/√PLA < 4,25 dapat menjadi alternatif indikator baru yang praktis dan efektif untuk menilai risiko KEK pada WUS di Indonesia. (Health Science Indones 2014;2:54-9)</em></p><p><em>Kata kunci: rasio, LiLA, Ppnjang lengan, KEK, wanita usia subur</em></p><p><em><br /></em></p><p><strong>Abstract</strong><br />Background: Indicators for assessment of nutritional status in women of childbearing age (WCA) in particular to detect the risk of chronic energy deficiency (CED) were limited. Currently, we used mid upper arm circumference (MUAC) as a screening tool of CED and Body Mass Index (BMI) for CED status assessment, but have some limitations. This paper aims to develop a new indicator for the risk assessment of CED on WCA in Indonesia.</p><p>Methods: The design was a cross sectional study. This analysis used a part of National Basic Health Health Research (Riskesdas) 2013 among 1009 WCA (18-49 years) in Makassar and Tana Toraja, South <br />Sulawesi Province. ROC analysis was used to obtain the optimal formula and the cut off point with BMI <18.5 as the gold standard.</p><p>Results: The study found that the optimal formula was MUAC/√UAL < 4.25 to detect a risk of CED, better validity (Sn = 80%; Sp= 84%) compared to MUAC < 23,5 (Sn = 76%; Sp= 87.2 %) with the gold standard was Body Mass Index (BMI). Prevalence of CED on women of reproductive age 9.9% (BMI<br /><18.5); 22.4% (MUAC/√UAL <4.25). Correlation MUAC to weightr = 0.82; UAL to height r = 0.45; MUAC to BMI r = 0.82 and ratio of MUAC/√UAL to BMI r = 0.80 (P = 0.000). Conclusion: The ratio of MUAC/√UAL < 4.25 can be new alternative indicator that simple and effective for detecting CED on WCA (18-49 years) in Indonesia. (Health Science Indones 2014;2:54-9)</p><p>Key words: Ratio, MUAC, arm length, CED, women of reproductive age</p>