SEJARAH LISAN INTEGRASI PAPUA KE INDONESIA: PENGALAMAN ORANG KAIMANA PADA MASA TRIKORA DAN PEPERA

oleh: Cahyo Pamungkas

Format: Article
Diterbitkan: Universitas Negeri Semarang 2015-01-01

Deskripsi

<p>This article is addressed to describe the political development in Kaimana, West Papua, at the integration period between 1961 and 1969. The method of research employed by this study is oral history, which emphasize on interviews to several informants in Kaimana. However, the result of interviews were supported by archival studies to find accurate findings and analysis. Based on several historical narration, it is founded that the history of Kaimana in the Indonesian context is the history of struggle against Dutch colonialism. The history has built the Indonesian representation in Papua which always deal with Papua political identity constructed by nationalist Papua. From oral history, we reveal that Dutch officials and some groups of Papua implanted Papuans political identity based on racial differences. Another finding is the story about Let col. Untung Syamsuri, former Cakrabirawa commander, who were suspected involved in the Indonesian Communist Part coup in 1965. From several interviews, native people of Kaimana admired and respected a lot to this officer due to he has represented Indonesia in more humanize.</p><p>Keywords: integration, Pepera, Kaimana</p><p>Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses politik di Kaminana, Papua Barat, pada saat periode integrasi di tahun 1961 dan 1969. Metode penelitian ini menggunakan strategi sejarah lisan dan menekankan pada wawancara terhadap beberapa informan di Kaimana. Kemudian, hasil dari wawancara didukung pula dengan kajian arsip untuk menemukan keakuratan temuan dan analisis. Berdasarkan beberapa cerita sejarah, sejarah Kaimana dalam konteks Indonesia adalah sejarah tentang perlawanan rakyat dengan kolonialisme Belanda. Sejarah dibangunan dari representasi Indonesia, di mana selalu terkait dengan politik identitas masyarakat Papua. Berdasarkan sejarah lisan, terungkap bahwa Belanda dan beberapa orang Papua menanamkan bahwa identitas politik papua harus berdasar pada perbedaan ras. Selain itu, temuan lain adalah terkait cerita dari Letnan Kolonel Untung Syamsuri, mantan komandan Cakrabirawa, yang terlibat dalam “kudeta” Partai Komunis Indonesia di tahun 1965. Dari beberapa wawancara, orang asli Kaimana lebih mengagumi dan menghormati petugas Indonesia karena lebih humanis.</p><p>Kata kunci: integrasi, Pepera, Kaimana</p><p> </p>