Find in Library
Search millions of books, articles, and more
Indexed Open Access Databases
PERGESERAN KEPEMIMPINAN ULAMA MENJADI UMARA'
oleh: Nurul Azizah
| Format: | Article |
|---|---|
| Diterbitkan: | Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Ibrahimy 2012-06-01 |
Deskripsi
Runtuhnya rezim Orde Baru yang otoriter dan penerapan otonomi daerah yang tidak lagi sentralistik telah menandai adanya perubahan politik yang sangat radikal di republik ini. Perubahan ini tentunya juga berimbas pada mekanisme kepemimpinan di tingkat lokal seperti yang terjadi di masyarakat Madura. Faktor perubahan rezim ini juga ditambah dengan dibangunnya jembatan Suramadu sehingga masyarakat Madura semakin terbuka melakukan akses dengan dunia luar baik secara ekonomi maupun sosial-budaya. Pada masa Orde Baru, pengalaman politik masyarakat Madura sangat bergantung pada Kiai sebagai akibat dari otoritarianisme penguasa. Di masa kejayaan Golkar sebagai the ruling party, mayÂoritas kiai di Madura mengambil jarak dengan kekuasaan dan membanÂgun orientasi sosial keagamaan sepenuhnya pada masyarakat. Setelah perubahan rezim, para kiai yang sebelumnya menjadi tokoh non-formal menjelma menjadi penguasa (Bupati). Ironisnya, setelah lima tahun rezim kiai memimpin tampuk pemerintahan di sebagian besar kabupaten di Madura, hampir tidak ada perbedaan yang signiÂfikan dalam menciptakan perubahan kesejahteraan rakyat.