KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU DALAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM: TELAAH PENDEKATAN FENOMENOLOGI

oleh: Mulyadi Mulyadi

Format: Article
Diterbitkan: State Islamic University (UIN) Mataram 2010-06-01

Deskripsi

<p><em> </em><em>Islamic studies is considered both religious and scientific activities. As scientific activities it needs to establish its scientific bases through the study of philosophy of science. From the perspective of philosophy of science, almost all types of knowledge experience what is called a shifting of paradigm. Islamic studies is not exception, so that changes, re-formulations, and improvement of its epistemological design and construction are very possible. Thus, Islamic studies are not static, but dynamic. It always faces current challenges of changing times and styles that are always experienced by Muslims and human being in general. This means that Islamic studies that used to apply purely normative and empirical approaches to phenomena of human religiosity should shift to phenomenological one. The approach is worth to broaden insights and open new horizons in search for the essence and the fundamental structure of human religiousity. </em></p><p><em>Abstrak:  </em><em>Studi ilmu agama Islam dipandang sebagai kegiatan keagamaan dan keilmuan sekaligus. Ketika dipandang sebagai kegiatan keilmuan, maka ia perlu memapankan pondasi keilmiahannya melalui telaah filsafat ilmu. Menurut filsafat ilmu, hampir semua jenis ilmu pengetahuan, mengalami apa yang disebut dengan shifting of paradigm. Studi ilmu agama Islam bukan pengecualian, sehingga sangat mungkin terjadi perubahan, perumusan kembali, dan penyempurnaan terhadap rancang bangun epistemologi keilmuannya. Dengan demikian, studi ilmu agama Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dinamis. Ia selalu menghadapi tantangan-tantangan terkini dari perubahan zaman yang selalu dialami oleh kaum muslimin dan umat manusia pada umumnya. Itu berarti bahwa studi ilmu agama Islam yang dahulunya melulu bersifat normatif dan empiris terhadap fenomena keberagamaan manusia perlu beranjak ke arah pendekatan yang lebih bersifat fenomenologis. Pendekatan itu bermakna untuk memperluas wawasan dan membuka cakrawala baru dalam mencari esensi dan struktur dasat keberagamaan manusia.</em></p>