Find in Library

<strong class="UJSKnama"><em>Abstract</em></strong><strong><em>:</em></strong><strong><em>   T</em></strong><em>here is a</em><em> presumption of some circles of non-Muslims that Muslims are the spreader of terrors and terrorism throughout the world through the implementation of the concept of </em>jihād<em>. This assumption seemed to be justified the emerging terrorism cases involving Muslim actors, such as suicide bombings. This paper aims to clarify the issue by critically scrutinizing the true meaning of </em>jihād<em> rooted</em><em> both in the holy book the al-Qur’an and </em>sunnah<em> of the Prophet Muhammad. Socio-historical approach is applied to better understand the holistic context of the meaning of </em>jihād<em> concept in both</em><em> sources of Islamic teachings. The author concludes that the presumption is a misconception resulting from ignorance of certain parties about the true meaning of </em>jihād<em> in</em><em> Islam. There is also a possibility that the misunderstanding is intentional, because the motives of abusing the dignity of Islamic teachings, especially about </em>jihād<em>.</em><em> </em><p><em> </em><strong><em>A</em></strong><strong><em>b</em></strong><strong><em>strak:</em></strong><strong><em>  </em></strong><em>Pada sebagian kalangan non-muslim terdapat anggapan bahwa orang Islam adalah penyebar teror dan terorisme di seluruh dunia melalui implementasi konsep </em>jihād<em>. Anggapan itu seolah mendapatkan pembenaran dengan munculnya kasus-kasus terorisme yang melibatkan pelaku-pelaku muslim, seperti bom bunuh diri. Tulisan ini bertujuan untuk mengklarifikasi masalah tersebut dengan cara menelisik secara kritis pemaknaan </em>jihād<em> yang sebenarnya baik yang termaktub dalam kitab suci al-Qur’an maupun </em>sunnah<em> Nabi Muhammad saw. Pendekatan sosial-historis diterapkan untuk lebih memahami konteks holistik bagi pemaknaan konsep jihad dalam dua sumber ajaran Islam itu. Penulis berkesimpulan bahwa anggapan tersebut adalah suatu kesalahpahaman akibat dari ketidaktahuan pihak-pihak tertentu tentang makna </em>jihād<em> yang sebenarnya dalam Islam. Tidak tertutup kemungkinan bahwa kesalahpahaman itu disengaja, karena adanya motif-motif untuk mencederai keluhuran ajaran Islam, khususnya tentang </em>jihād<em>.</em></p>