MATINYA KEPERCAYAAN AGAMA

oleh: Abdul Wahid

Format: Article
Diterbitkan: State Islamic University (UIN) Mataram 2006-06-01

Deskripsi

<p align="justified">Otoritas agama sebagai pembawa kedamaian, keberkahan, dan kesejahteraan bagi umat manusia dewasa ini semakin digugat. Kalangan filosof telah memberi preseden bagi gugatan itu. Agama dianggap tidak lagi sejalan dengan kehidupan modern yang rasionalistik.<a title="" href="file:///D:/ulumuna/ulumuna%20set%20akhir%20Muhammad/2006_1/11%20Ulas%20Buku%20X_1%20-%20Abdul%20Wahid.doc#_ftn1">[1]</a> Nietzche, misalnya, dengan statemen <em>“God is dead”</em>-nya, menggugat agama dan kepercayaan umat manusia sebagai sesuatu yang sama sekali tidak menolong kehidupan dan karenanya ditinggalkan oleh para penganutnya. Karl Marx melihat agama hanyalah sekumpulan mitos-mitos metafisik yang meninabobokan dan seringkali menjadi alat untuk melegitimasi berbagai praktik penindasan sehingga agama tidak ubahnya candu bagi kehidupan. Pandangan skeptis terhadap agama terus berkembang mengikuti <em>mainstream</em>modernitas. Agama kemudian dibenturkan dengan rasionalisasi cara pandang terhadap segala aspek kehidupan, dan itu seringkali berakhir dengan keterpojokan posisi agama. Pada tataran filosofis, gugatan terhadap agama terjadi karena agama terkikis sedikit demi sedikit pijakan argumentatifnya oleh serbuan rasionalisme modern. Sementara pada tataran sosiologis, agama digugat karena kehilangan elan vitalnya sebagai entitas pembangunan masyarakat di satu sisi dan keterlibatannya yang intens dalam berbagai praktik penindasan, konflik, dan kekerasan.</p><div> </div>